Minggu, 28 Juni 2015

Penyakit Myo pada Udang dan Cara Pencegahannya


Masih dalam topik hangat mengenai penyakit penyakit pada udang, kali ini saya akan membahas mengenai penyakit Myo.

Sumber gambar : http://tigor46.blogspot.com/

Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV)
Apa itu Myo??
Myo atau  Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) kebanyakan penyakit ini menginfeksi pada udang putih atau udang VannameiInfectious Myo Necrosis Virus (IMNV) adalah penyakit yang pertama kali ditemukan di Brazil dan Pantai Amerika Selatan pada tahun 2003 dan di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Situbondo pada Juli 2006.
Di Brazil, ketika pertama kali diserang, produktivitas udang putih di Brasil
menurun sangat drastis. Penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) telah menjadi salah satu penyakit yang sangat ditakuti oleh para peternak udang putih di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, dikarenakan penyakit Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) ini para peternak udang putih mengalami kerugian yang besar, bahkan dikarenakan oleh penyakit ini, beberapa para peternak udang putih menghentikan operasi sementara pada peternakannya dan ada juga beberapa yang menutup usaha budidaya udangnya.

Penyebab utama Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) adalah kualitas air pada kolam yang tidak stabil, perubahan suhu yang berfluktuasi telah diduga menjadi penyebab utama penyebaran dan transmisi dari Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV).


Gejala Gejala Terinfeksi Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) :
*) Udang yang telah terinfeksi Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) biasanya akan menepi ke tepi kolam.
*) Otot daging pada udang berwarna putih seperti layaknya kapas,
*) Nekrosis di pangkal ekor udang berwarna merah.
*) Di saat dijaring, banyak ditemukan kulit udang berkelupas yang di ujung ekornya berwarna merah.
*) Nafsu makan dan daya ketahanan tubuh menurun.
*) Kematian per harinya bisa lebih dari 1%, dan pertumbuhan udang menjadi lambat dan udan akan terlihat lemah.

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Udang yang Terinfeksi Infectious Myo Necrosis Virus (IMNV) :
*) Pemilihan induk dan bibit yang terbebas dari penyakit untuk meminimalkan resiko penyakit atau udang yang terinfeksi.
*) Mengurangi kepadatan penebaran padat yang dapat memberi lebih banyak tempat atau ruang untuk hidup pada udang sehingga hal ini akan mampu mengurangi faktor terjadinya stres pada udang.
*) Bangkai udang yang telah terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi diambil dan dibersihkan tiap tiap hari dari dalam tambak. Bangkai bangkai udang sebaiknya dikubur ataupun dibakar.
*) Pergunakan Probiotik dan penggunaan kapur secara rutin di pagi hari.
*) Turunkan pakan hingga 30 - 40 % dari keadaan normal hingga kematian berkurang sampai tidak ada tingkat kematian.
*) Berikan multivitamin atau bisa vitamin C secara terus menerus hingga kondisi udang kembali normal.
*) Kembalikan kondisi pakan setelah kematian berhenti.
*) Mengganti air cukup dengan cara membuang air pada siang hari, dan kembali mengisi air pada kolam tambak pada malam hari. Selalu perhatikan dan perbaiki kualitas air, hindari pergantian air secara drastis.
*) Berikan partial droping plankton.

Semoga bermanfaat!!
Dirangkum dari berbagai sumber.

White Spot Syndrome Pada Udang dan Cara Mengatasinya


Penyakit adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap mahkluk hidup yang hidup di alam semesta ini. Dan bagi para peternak, penyakit pada hewan ternak adalah salah satu faktor utama penyebab meruginya dan gagalnya peternakan tersebut. Ada pepatah mengatakan lebih baik mencegah daripada mengobati, Pada postingan kali ini saya akan coba membahas mengenai White Spot Syndrome pada Udang dan kemungkinan saya akan membahas berbagai macam penyakit udang lainnya secara menyeluruh dalam postingan saya yang selanjutnya.

Baiklah agan - agan sekalian Apa sih itu White Spot Syndrome??
White Spot Syndrome adalah suatu penyakit yang terjadi pada udang yang dimana penyakit ini datang disebabkan oleh virus Systemic Ectodermal and Mesodermal Baculo Virus (SEMBV)
Virus ini adalah virus yang berbahan gentik DNA (Dioxyribonucleic Acid), yang memiliki bentuk menyerupai batang.
Tingkat kematian akibat virus White Spot Syndrome ini mencapai 100% dalam waktu 3 - 19 hari setelah iinfeksi. Penyakit ini lebih akrab dan dikenal dengan penyakit bintik putih pada udang.

Ciri - Ciri Udang yang Terkena White Spot Syndrome :
*)  Terdapat tanda bercak putih pada kulit udang yang berdiameter 0,5 - 2 mm.
*)  Udang melemah, seiring dengan berenang ke permukaan, kemudian udang akan mendekat ke pematang tambak dan mati.
*)  Pada udang terjadi perubahan warna (discoloration) menjadi kemerah-merahan.
*)  Tanda bercak putih sering juga tidak terdapat pada udang, tetapi pola kematian yang terjadi dalam skala logaritmis, yaitu kematian pada hari berikutnya bisa mencapai 10 kali lipat, dan biasanya hanya dalam waktu antara 3- 5 hari saja sejak gejala kematian pertama telah teramati, setelah itu kematian telah mencapai 100%.

Faktor - Faktor yang Memicu White Spot Syndrome :
* ) Kurangnya DO 
Kurangnya kadar oksigen yang rendah merupakan salah satu faktor pemicu White Spot Syndrome.
Hal ini dapat diatasi dengan menjaga kualitas air pada tambak, menghindari pemberian pakan berlebih, membersihkan organisme organisme yang menggangu seperti lumut, dan lain-lain. Dan menjaga pengaturan operasi kincir agar kadar oksigen dapat terjaga.
* ) Kualitas Air Pada Tambak
Penurunan kualitas air yang disebabkan beberapa plankton yang mati masal juga dapat memicu faktor White Spot Syndrome, dan hal ini dapat mempengaruhi daya tahan tubuh dari udang dan berpotensi terserang virus atau penyakit.
Hal ini dapat diatasi dengan membuang dan mengganti air secara bertahap-tahap untuk dapat menjaga kualitas air pada tambak tetap baik untuk ternak udang.
*) Perubahan cuaca yang terjadi pun dapat menyebabkan virus atau pun penyakit ini datang, seperti curah hujan yang tinggi. Hal ini dapat diatasi dengan memperbaiki konstruksi kolam tambak dengan menambahkan pembuangan air permukaan melalui pipa , serta mengatur ketinggian air pada kolam tambak.

Cara Pencegahan :
*) Melakukan penebaran benih yang sebelumnya telah diuji dan diketahui telah bebas dari virus, melalui pengecekan dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) atau reaksi rantai polimerase, hal ini akan kita bahas pada postingan saya berikutnya.
*) Hindari menggunakan benih yang berasal dari satu induk untuk ditebar oada beberapa petak tambak, untuk memastikan dan meminimalisir apabila benih yang ditabur membawa bibit penyakit.
*) Hindari pengelolaan pakan yang berlebihan guna menghindari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan penimbunan sisa pakan yang berakibat pembusukan.
*) Mengeluarkan dasar tanah tambak yang telah berwarna hitam dan berbau busuk dan juga mengisolasi daerah yang sedang terserang penyakit.
*) Udang yang telah terserang dalam keadaan terinfeksi perlu segera dimusnahkan dengan jalan pembakaran dan juga mengubur semua udang yang terinfeksi agar tidak menjadi sumber infeksi bagi udang - udang yang lain.
*) Jika telah terjadi wabah kematian udang yang serius, segera lakukan pemanenan, terutama apabila udang sudah layak dan siap untuk dijual.

Jumat, 26 Juni 2015

Pembibitan Udang Windu Yang Baik


Giant Tiger dengan nama lain Panaeus Monodon atau di Indonesia lebih sering dikenal dengan nama Udang Windu. Udang windu termasuk salah satu udang unggulan di Indonesia.  Julukan lain yang lebih dikenal untuk nama udang ini yaitu udang harimau, dikatakan udang harimau karena ukuran udang ini yang besar.
   Bila dibandingkan dengan jenis udang lain (atau nanti  akan saya jelaskan di postingan berikutnya) , misalnya udang vannamei, udang windu masih lebih banyak disukai karena udang windu yang memiliki daging yang gurih dan juga ukurannya yang lebih besar.


Cara Pembibitan Udang Windu :
1. Mempersiapkan Benih / Benur
Benih adalah salah satu sarana yang paling utama dalam mengembangkan sistem usaha peternakan ikan maupun udang. Benur atau benih udang bisa didapat langsung dari tempat pembenihan atau langsung dari alam. Benur atau benih yang baik dapat dijelaskan dengan cirri-ciri berikut :
a. Mempunyai tingkat kehidupan yang tinggi.
b. Cara dan kekuatannya untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi.
c. Warnanya tidak pucat, hitam ataupun merah.
d. Bergerak aktif dan sehat,
e. Mempunyai organ tubuh yang lengkap.
Untuk mengetahui dan menguji kualitas benur yang baik, dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu :
a. Letakkan sejumlah benur dalam baskom atau ember yang berisi air, yang penting wadah untuk menampung benur.
b. Goyang atau aduk wadah tempat benur tersebut, dengan cukup gerakan kencang sekitar 1 – 3 menit.
c. Benur yang baik dan sehat untuk dibudidaya akan tahan terhadap adukan atau pun goncangan tersebut dengan terus berenang melawan arus putaran air akibat goncangan atau adukan, setelah arus berhenti, benur yang baik dan sehat untuk dibudidaya akan tetap aktif bergerak di dalam wadah.

 2. Cara Memperlakukan dan Merawat Benih
a. Cara Pemeliharaan Benih yang baik adalah dengan mengadakan sistem kolam terpisah :
Persiapkan Bak atau Kolam  Larva yaitu kolam diatom, kolam induk, dan kolamlarva dipisahkan.

#) Kolam Diatom
Diatom untuk makanan larva udang yang merupakan hasil pemupukan adalah spesies Chaetoceros (sejenis plankton laut), Skeletonema (plankton yang berbentuk silinder dan sebagian besar hidup di laut) dan Tetraselmis (mikroalga dari golongan alga hijau) di dalam kolam volume 1000-2000 liter. Spesies diatom yang agak besar diberikan kepada larva periode mysis, walaupun lebih menyukai zooplankton.

#)  Kolam Induk
Kolam yang dibuat berukuran 500 liter ini diisi induk udang yang mengandung telur yang diperoleh dari laut/nelayan. Telur biasanya keluar pada malam hari. Telur yang sudah dibuahi dan sudah menetas akan menjadi nauplius, dipindahkan.

#) Kolam Larva
Kolam larva dibuat berukuran 2000-80000 liter. ARtemia/zooplankton diambil dari kolam diatomae dan diberikan kepada larva udang mysis dan post larva (PL5-PL6). Larva periode PL5-PL6 dipindah ke petak buyaran dengan kepadatan 32-1000 ekor/m2, yang setiap kali diberi makan artemia atau makanan buatan, kemudia PL20-PL30 benur dapat dijual atau ditebar ke dalam tambak.

b. Cara Pengipukan atau Pendederan Benur di Petak Pengipukan

*) Petak pendederan benur merupakan sebagian dari petak pembesaran udang (lebih kurang 10% dari luas petak pembesaran) yang terletak di salah satu sudutnya dengan kedalaman 30-50 cm, suhu 26-31 derajat Celcius dan kadar garam 5-25 per mil.
*) Petak terbuat dari daun kelapa atau daun nipah, agar benur yang masih lemah terlindung dari terik matahari atau hujan.
*) Benih yang baru datang, diaklitimasikan dulu. Benih dimasukkan dalam bak plastik atau bak kayu yang diisi air yang kadar garam dan suhunya hamper sama dengan keadaan selama pengangkutan, kemudian secara berangsur-angsur air tersebut dikeluarkan dan diganti dengan air dari petak pendederan.
*) Kepadatan pada petak ini 1000-3000 ekor. Pakan yang diberikan berupa campuran telur ayam rebus dan daging udang atau ikan yang dihaluskan.
*) Pakan tambahan berupa pellet udang yang dihaluskan. Pemberian pelet sebaiknya dilakukan sebanyak 10 -20  % kali jumlah berat benih udang per hari dan diberikan pada sore hari. Berat benih halus lebih kurang 0,003 gram dan berat benih kasar lebih kurang 0,5 - 0,8 g.
*) Pelet dapat terbuat dari tepung rebon 40%, dedak halus 20%, bungkil kelapa 20% dan tepung kanji 20%.
*) Pakan yang diperlukan secangkir pakan untuk petak pengipukan/pendederan seluas 100m2 atau untuk 100000 ekor benur dan diberikan 3-4 kali sehari.

c. Cara Pengipukan di Dalam Hapa

*) Hapa adalah kotak yang dibuat dari jaring nilon dengan mata jarring 3-5 mm agar benur tidak dapat lolos,
*) Hapa dipasang terendam dan tidak menyentuh dasar tambak di dalam petak-petak tambak yang penggantian airnya mudah dilakukan, dengan cara mengikatnya pada tiang-tiang yang ditancapkan di dasar petak tambak, Beberapa buah hapa dapat dipasang berderet-deret pada suatu petak tambak.
*) Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kehendak, misalnya panjang 4-6 m, lebar 1-1,5 m, tinggi 0,5 – 1 m.
*) Kepadatan benur di dalam hapa 500-1000 ekor per m2.
*) Pakan benur dapat berupa kelekap atau lumut-lumut dari petakan tambak di sekitarnya. Dapat juga diberi pakan buatan berupa pelet udan yang dihancurkan dulu menjadi serbuk.
*) Lama pemeliharaan benur dalam ipukan 2-4 minggu, sampai panjangnya 3-5 cm, dengan persentase hidup 70 - 90%.
*) Jaring sebagai dinding hapa harus dibersihkan seminggu sekali.
*) Hapa sangat berguna bagi petani tambak, yaitu untuk tempat aklitimasi benur, atau sewaktu-waktu dipergunakan menampung ikan atau udang yang dikehendaki agar tetap hidup.

d. Cara pengangkutan :
Pengangkutan menggunakan kantong plastik :
#) Kantong plastik yang berukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm, dan tebal 0,08 mm diisi air 1/3 bagian dan diisi benih 1000 ekor.
#)  Kantong plastik diberi zat asam sampai menggelembung dan diikat dengan tali.
#)  Kantong plastik tersebut dimasukkan dalam kotak kardus yang diberi styrofore foam sebagai penahan panas dan kantong plastik kecil yang berisi pecahan-pecahan es kecil yang jumlahnya 10 % dari berat airnya.
#)  Benih dapat diangkut pada suhu 27-30 derajat Celcius selama 10 jam perjalanan dengan angka kematian 10 – 20 %.

Pengangkutan dengan menggunakan jerigen plastik :
#) Jerigen yang digunakan yang berukuran 20 liter.
#) Jerigen diisi air setengah bagiannya dan sebagian lagi diisi zat asam bertekanan lebih.
#) Jumlah benih yang dapat diangkut antara 500 – 700 ekor/liter. Selama 6 – 8 jam perjalan, angka kematiannya sekitar 6 %.
#) Dalam perjalanan jerigen harus ditidurkan, agar permukaannya menjadi luas, sehingga benurnya tidak bertumpuk.
#) Untuk menurunkan suhunya bisa menggunakan es batu.

e. Waktu yang tepat untuk penebaran benur sebaiknya ditebar pada tambak di saat waktu yang teduh.

My New Blog


Ini adalah blog pertama saya, bagi para master master blog yang lain maaf jika banyak kesalahan dalam berkata - kata nantinya di dalam memulai postingan - postingan yang baru saya mulai kali ini.
Sekedar penjelasan mengenai blog yang saya buat. 
Blog yang saya buat ini adalah bertujuan untuk memahami dan mencoba menjelaskan tentang bagaimana cara membudidayakan udang yang menguntungkan, mempelajari segala jenis - jenis udang dan bagaimana cara dan tahap awal membudidayakannya.
Salam blogger dan salam para peternak dan pembudidaya udang.